Hari Raya Tumpek Krulut

"Tumpek Krulut: Hari Raya Seni dan Cinta Kasih Umat Hindu"
Tumpek Krulut adalah salah satu hari raya penting bagi umat Hindu di Bali yang dirayakan setiap 210 hari sekali, tepatnya pada hari Sabtu (Saniscara) Kliwon wuku Krulut. Hari raya ini memiliki makna yang sangat mendalam, berpusat pada pemuliaan seni dan keindahan, serta penguatan rasa kasih sayang dan persaudaraan.
Secara etimologi, "Tumpek" berarti Sabtu atau hari terakhir dalam setiap panca wara (lima hari pasaran). "Krulut" berasal dari kata "lulut" yang berarti cinta, kasih sayang, dan keindahan. Oleh karena itu, Tumpek Krulut bisa diartikan sebagai hari Sabtu yang penuh dengan cinta, kasih sayang, dan keindahan.
Berikut adalah makna-makna penting dari Tumpek Krulut:
- Pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi-Nya sebagai Dewa Iswara atau Dewa Karawitan: Pada hari ini, umat Hindu memuja Tuhan sebagai pencipta dan pemberi inspirasi bagi segala bentuk seni, khususnya seni karawitan (musik gamelan), tari, dan seni rupa. Upacara yang dilakukan bertujuan untuk memohon berkah agar alat-alat seni, seperti gamelan, topeng, wayang, dan sejenisnya, selalu diberikan kekuatan dan keindahan magis.
- Melestarikan dan Mengembangkan Seni Budaya Bali: Tumpek Krulut menjadi momentum penting untuk merenungkan dan mengapresiasi nilai-nilai seni dan budaya Bali yang adiluhung. Ini adalah pengingat bagi masyarakat untuk terus melestarikan, mengembangkan, dan mewariskan seni budaya kepada generasi mendatang.
- Menumbuhkan Rasa Cinta Kasih (Kerulutan) dan Persaudaraan: Hari raya ini juga menekankan pentingnya menumbuhkan rasa kasih sayang dan kerukunan antar sesama manusia, serta kepada alam semesta. Melalui seni, diharapkan tercipta keharmonisan dan keindahan dalam hubungan sosial. Seperti namanya "Krulut" yang berarti "lulut" atau keindahan, maka di hari Tumpek Krulut ini kita juga memohon agar alam semesta selalu diberikan keindahan dan keseimbangan.
- Pembersihan dan Penyucian Alat-alat Seni: Selain sebagai bentuk syukur dan pemujaan, Tumpek Krulut juga dimaknai sebagai hari untuk membersihkan dan menyucikan alat-alat seni secara lahir dan batin. Dengan demikian, alat-alat seni tersebut diharapkan selalu siap digunakan untuk kegiatan keagamaan, adat, dan seni pertunjukan.
- Sarana Penguatan Spiritualitas melalui Seni: Seni dalam pandangan Hindu Bali bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga sarana untuk mencapai spiritualitas yang lebih tinggi. Melalui persembahan seni, umat Hindu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan.
Secara keseluruhan, Tumpek Krulut mengajarkan kita untuk selalu menghargai dan memuliakan seni sebagai anugerah Tuhan, serta menjadikannya sebagai sarana untuk memupuk cinta kasih, keindahan, dan keharmonisan dalam kehidupan.
Humas Pemerintah Desa Angseri
Kontak: pemdesangseri@gmail.com
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin